Another Ed in my mind … Oh It’s TWILIGHT time

Duuh, saya tiba-tiba jatuh cinta pada buku yang diberi kakak saya tempo hari *bukan hanya karena ceritanya aja tapi juga karena gratisnya, hihihi

Saat pertama membacanya, ya so so lah … but then, setelah bab ke 2-3-4 dst … gila … membuat saya nggak sabar untuk membaca-membaca dan membaca terus kelanjutan ceritanya *Saya menyelesaikan buku setebal 518 halaman tersebut satu setengah hari, not bad huh?
Alasan awal membaca buku ini, se-alasan dengan keinginan saya membaca Narnia, yah karena emang bakalan ada filmnya.

Buku apa sih ?
Pernah denger TWILIGHT ?? Itu judul bukunya.

Ceritanya tentang apa ?
Vampire *bacanya harus dengan gaya Haley Joel Osment ngomong “I see dead people” di Sixth sense ya? hehehe, kind a creepy isn’t ?
Nggak juga dan nggak banget … menurut saya buku ini jauh dari kesan creepy, malahan lebih berkesan romantic.
Romantis? Rokok Makan Gratis maksud lo?? Oopps, ya, saya pernah bilang nggak ya kalau saya pecinta cerita romantis ?? *bukannya jadi berkesan klise Fen ?? untungnya saya juga pecinta cerita klise :p
Seperti itik buruk rupa yang bertemu dengan pangeran ganteng dan jatuh cinta, dan si pangeran ganteng ternyata menaruh perasaan itu juga ke itik buruk rupa ?
Ceritanya nyaris-nyaris seperti itu … tapi prosesnya … agak-agak jauuhhhh sih, dan bagi saya kesannya lebih dapet di hati saya *ciieehh, sampe kebawa ke dalam hati neh, kaya’ waktu saya baca semua buku Harry Potter sama 5 CM ajah … ;p

Bisa cerita’in garis besarnya nggak ?
Hmm, gini deh. Once upon a time *cuihh … bahasanya dongeng amat …
Bella Swan, memutuskan untuk tinggal di rumah ayahnya di suatu kota bernama Forks *kota yang setiap hari hujan dan mendung mulu. By the way, ayah ibunya sudah cerai, dan untuk menghindari ibunya yang baru saja menikah lagi, pindahlah Bella ke kota itu, yang pada awalnya ia anggap akan membosankan.
Not after she met this guy, yang bikin dia penasaran setengah mampus, masa iya di hari pertamanya sekolah ia harus menerima tatapan membunuh dari cowok itu ?
Usut punya usut tanya kanan kiri, gosip sana gosip sini, nama tuh cowok Edward Cullen *huhuhu … he’s the another Ed by the way. Cowok yang kemana-mana selalu bersama saudara-saudarinya, hmm … biar saya ingat satu-satu namanya.
Emmett Cullen, Alice Cullen, Rosalie Hale, dan Jasper Hale. Dan mereka LUAR BIASA KEREN … for real *or at least seperti pemaparannya di buku, Stepenie Meyer sangat detail tentang hal ini *Siapa Stephenie Meyer ?? Dia penulis novel serial ini, daripada ntar yang baca bingung …*

Bagaimana pemaparannya ?

Mereka memiliki kulit yang sangat pucat, wajah perfect tanpa cela, pintar, mobil bagus dan sangat kaya. Sayangnya mereka tidak bergaul dengan teman-teman yang lain, jangan salah ada alasannya loh ?
Kenapa, Fen ? Mereka ternyata bau ya? nggak pernah mandi ?? *eh tapi beneran loh, saya nggak pernah membaca satu scene dimana mereka lagi mandi 😮 …

Nggak ding ;p, karena mereka berbeda, that’s it. Hal yang akhirnya membuat Bella semakin penasaran.
Rasa penasaran itu membuat dirinya semakin terpacu untuk mengenal cowok ini lebih dekat, toh kenyataannya mereka akhirnya saling kenal juga, bermula dari saling flirting, ejek, dan sebagainya, akhirnya mereka menyadari kalau mereka saling sayang, cinta, butuh bahkan nyandu *bow Cliche banget kan?
Ungkapan “nyandu” itu kerasa banget dari ucapan-ucapan mereka satu sama lain, berasa kaya’ kecanduan heroin *bukannya saya tau loh ya ;p.
Stephenie Meyer bener-bener sukses bikin bulu kuduk saya berdiri karena saya bener-bener merasakan yang mereka rasakan.
Betapa mereka nggak ingin dipisahkan, walau mereka sadar kalau mereka ada di dunia yang berbeda *ciieehh, macam roman di novel-novel kuno
Walaupun Bella akhirnya menyadari kalau Edward adalah seorang Vampire – ya he’s a vampire like the other families that his got, malahan the best predator in the world, *huuu, syerem, tapi emang itu ungkapan paling tepat untuk seorang Edward Cullen – cewek ceroboh ini nggak peduli. Bell sadar banget sebenarnya yang harus lebih ia pedulikan adalah dirinya sendiri, tapi bukannya mengakui, ia malah harus repot-repot peduli dengan Edward yang tak akan mungkin tersakiti *duuh cinta banget Bell ??
Tapi ini berlaku juga untuk cinta Edward ke Bell, hhmm … jadi inget postingan saya beberapa waktu lalu, saya jamin tuh cowok perfect adalah Edward ;p. You girls will LOVE him, guarantee …. not just because his HOT, but also loveable.
Eh tapi hebatnya lagi nggak ada satu kata taring-pun loh disini yang identik dengan vampir, dan itu membuat semuanya tampak uncreepy.


Well, anyway, ini buku worth to read, you won’t regret it. And I’m defenitly can’t wait to see TWILIGHT the movie this December.
Tau siapa pemeran Edward Cullen, hmmm … masih inget siapa tokoh murid sihir terganteng yang pernah ditulis JK Rowling dalam Harry Potter ?
Kalau hafal seharusnya kalian menjawab Cedric Diggory, yup, pemeran Cedric yang mati ganteng dan dicintai banget sama Cho Chang di film Harry Potter ke 4 itu yang bakalan jadi tokoh Edward, namanya Robert Pattison by the way. Semoga aja dengan lebih banyaknya role yang ia dapatkan di sebuah Film, membuatnya lebih becus berakting. Karena saya bahkan nggak hafal dengan suaranya waktu jadi Cedric, do you guys ??

Ada yang nggak mau kalah …

Kenapa dengan foto sepeda jengki di atas ? Apakah Fenty tiba-tiba menganut paham bike to school *secara belum kerja* sekarang ?

Atau tiba-tiba sepeda ini jatuh from out of nowhere, dan muncul tiba-tiba di pekarangan rumah saya? *Yak, mulai dunia khayaall …
Bukaaan, ini sepeda jengki punya tukang yang hari ini kerja men-cat kamar kakak saya.

Lalu kenapa saya nampilin foto ini?
Ya, karena foto ini menurut saya keren sekali *huahauhuaa …. gak penting bukan? It’s just a bike gitu loh …
Alasan lainnya ??
Karena saya penasaran … tepatnya, rada nggak rela *ketemu kata ini setelah dicetuskan oleh Re, emang bener saya agak gak rela.
Masa iya kamera saya yang sebegitu canggihnya a.k.a Canon Powershot *wuuuduuh mulai berasa TINGGI, nggak bisa melakukan beberapa trik kamera yang dilakukan temen blog sebelah ??

Trik apa sih ini??
Kemaren, saat saya berkumpul dengan teman sekomunitas, seorang dari mereka mempraktekkan sebuah trik kamera yang katanya sih berjudul colour accent di mana objeknya adalah saya.
And taraa… tuh foto keren banget buat saya, secara saya gituh modelnya *hahahaha, 😦 sayangnya saya belum dapet tuh foto, huuu, salahkan pada st***ne, teman saya nggak bisa upload di multiplynya 😦

Balik lagi ke masalah sepeda jengki di atas, setelah saya celingak-celinguk kesana kemari mencari manual book kamera ini.
Yang ternyata saya temukan nyantol di atas lemari penuh debu saya, uhuk uhuk … Ditemukanlah satu kata yang saya harapkan, yup, color accent mode … ciihuuyy …
Setelah membaca buku kecil ringan berbahasa inggris itu, akhirnya saya berinisiatif untuk langsung mempraktekannya.

Pucuk di cinta ulam tiba, saya temukan nih sepeda jengki punya tukang saya di depan rumah, hehehe

Yaataaaa … I did it … hasilnya ya foto di atas itu *wuuuh bangga bener … hehehe, biarin yang penting kamera saya emang nggak kalah sama kamera mas ini , ya iyaaalaahh … hehehe, mulai congkak … ;p

Sebuah obrolan di notepad saya

In Chubo-Chubo, mau nampilin doang ;p, Captured by Re


Lagi-lagi saya kehilangan ide untuk menulis. Entah mungkin saya memang nggak sebegitunya banyak kegiatan beberapa waktu ini. Selain postingan sebelumnya, yang saya rasakan hampir sebulan ;p tidak bertemu dengannya –
kaya’nya saya salah ngomong, maksudnya tidak melihat dirinya … *dengan siapa sih Fen ? Another Curiousity ??

Well, anyway, gara-gara browsing-browsing notepad di hardisk laptop saya buat cari ide, saya jadi ketemu dengan tulisan di notepad yang pernah saya copy dari salah satu email forward-an temen saya … bukannya nemu ide, malah pengen nunjukkin tulisan ini aja. Menurut saya nih tulisan sweet banget, tapi kok kesannya muna’ ya ? Baca deh …

Girl: Do you like me?
Boy: Not really

Girl: Would you cry if I left?
Boy: No

Girl: Would you live for me?
Boy: No

Girl: Would you do anything for me?

Boy: No way

Girl: What would you choose: your life..or me?
Boy: My life

The girl runs away in shock and pain
The boy runs after her and says… …

The reason why I don’t like you is because I love you.

The reason why I wouldn’t cry if you left is
because I would die if you left.

The reason I wouldn’t live for you is
because I would die for you

The reason why I’m not willing to do anything for you is
because I would do everything for you.

The reason I chose my life is because you are my life.

(Hmm, jadi barusan inget, saya kan baru aja membaca Princess in Brink dimana Michael akhirnya putus sama Mia :(. Kenapa dengan mereka ?? Well, bagi kalian pecinta Princess Diaries tau dong betapa manisnya Michael Moscovitz, sehingga membuat saya akhirnya ‘melting’ juga sama cowok ini, dan cowok ini berani berkorban apa aja buat Mia, seperti tulisan yang saya ketik di atas. Hhmm, jadi wondering ada gak ya cowok kaya’ gitu ?)

Jadi menurut kalian ???

Another curiousity …


Rasa penasaran ini datang lagi …
Penasaran dengan seseorang …
Kali ini …
Seseorang dengan ransel hitam merah yang sering terpanggul di pundaknya …
Penasaran dengan nama apa ia sering dipanggil …
Penasaran dimana ia sering meluangkan waktu …
Penasaran musik apa yang ia sering dengar dari earphone ponselnya …
Penasaran apakah ia mencintai buku dan film seperti saya …
Penasaran apakah mungkin ia masih sendiri atau telah berdua atau mungkin lebih …

Dengan tatapannya …
Yang sering tidak sengaja bertemu dengan tatapan saya …

Yang akhirnya membuat saya akhirnya sok cuek …
Dengan sikap manisnya di mana waktu itu membukakan pintu untuk saya …
Walau cuma sekali … walau bagi saya itu tidak disengaja …
Apakah semua itu ada artinya ?

Tapi apakah saya bisa mengatasi rasa penasaran itu sebelum semua terlambat ??

Karena saya terlalu sering terlambat …

*Just Hear : Tentang Kamu by BCL

Why everything looks so tempting ?


Gilaa … banyak banget godaan di saat merasa free dari permasalahan kuliah dan proyek, di saat sehari sebelumnya menschedule apa yang akan saya lakukan besoknya, ada aja godaan untuk sedikit-sedikit menghindarinya.

Contohnya aja sekarang, di saat seharusnya saya menyelesaikan proposal thesis saya, saya malah dengan sedang ingin-inginnya menulis blog.

Di saat seharusnya saya belajar dengan giat karena menyadari Quality Management alias STATISTIK yang bagi saya itu Naudzubillah, BUKAN MAEN SUSAHNYA, saya malah enak-enakan maen game baru dari temen blog sebelah saya. Beneran Re, emang bikin addict!!!

Di saat saya seharusnya menyelesaikan proyek-proyek yang dibebankan pada saya, saya malah berkata “Nyantai, nggak ada deadline kok”

Di saat saya mestinya dan seharusnya banyakin olahraga, tapi tempat tidur saya sangat tempting untuk ditiduri … ;p

Di saat saya membaca blog teman saya, tentang cowok saya, tau Edward Norton dong ?? 😀 Saya jadi tergoda untuk melihat film-filmnya, dan jadi pengen kabur dari depan komputer untuk pergi ke persewaan VCD untuk pinjem film-filmnya … kangen sama Norton, huhuhu

Dan sekarang saya tergoda untuk melanjutkan novel wannabe saya gara-gara baca bukunya Jhumpa Lahiri, Namesake yang cantik nan detail banget dan mupeng membaca blognya Steph, dimana novel teenlitnya sekarang ada di jajaran buku best seller … dan Orizuka yang teenlitnya mau difilmkan * Ahhh mauuu

Bowww, begitu cepat tergodanya saya … padahal sebentar lagi UAS dan saya bahkan belum belajar sedikitpun

Duuhh nasib-nasib, nasib anak kuliahan ….

Elmo apa kabar ya ?

Secara saya agak ngganggur gak ngganggur, beberapa hari ini saya menghabiskan banyak waktu di rumah.
Sekalian juga berhubung BBM naik, berhemat dikit lah, maklum masih atas biaya orang tua ;p.
Anyway, busway, di sela-sela mengerjakan proposal saya tadi siang, saya melihat suatu tayangan lucu, lugu dan membuat saya sering berkata, “Capek deh”

Mau tau acara apa?
“Jalan Sesama” alias neh aslinya “Sesame Street”, produk tayangan dari Amrik itu loh, sekarang kan dibuat tayangan versi lokalnya di salah satu TV swasta Indonesia.
Saya tiba-tiba konsen aja gitu pada acara untuk anak-anak tersebut.
Mungkin merasa kangen juga dengan acara Sesame Street, yang dulu saya demenin jaman saya SD itu.
Kangen sama Elmo yang lucu dan menggemaskan, sama Bert yang penggerutu, Ernie yang nyebelin, Cookies yang doyan makan cookies, Big Bird yang kuning dan BESAR, Kermit yang ijo dan doyan ngedance, Si Count Drakula yang demen banget ngitung, etc etc … Oh I missed those character.

Tapi sebenarnya versi Indonesianya lumayan lucu sih, mungkin lebih bisa dibilang lugu kalee ya?

Soalnya bener-bener pemikiran anak kecil banget.
Kaya’ contohnya nih, si Momon salah satu tokoh di “Jalan Sesama” membuat gambar 4 ekor sapi, terus menurut temannya, tokoh Putri masih ada yang kurang.
Kemudian si Putri akhirnya membuat gambar 4 garis lurus, si Momon bingung dong,
“Putri, untuk apa kamu membuat 4 garis lurus itu?”
Si Putri menjawab dengan lugu, “Ini kandang untuk sapi kamu, Momon. Supaya sapi kamu nggak kemana-mana. Kan kalau kabur, repot”

Dan si Momon memandang ke kamera dengan pandangan, “Cape deh” hahahaha, lucu dan lugu.

Saya jadi inget jaman dulu waktu melihat scene Bert dan Ernie, dimana Ernie selalu bikin sebel si Bert. Mungkin kalau dulu saya sudah sebesar sekarang bakalan mengerutkan dahi dan berpandangan seperti si Momon juga kalee ya? 😀
Memandang ke kamera, mengatakan “hhhhh….” dan menggelengkan kepala, hahaha.

Tapi mending acara beginian neh yang ditonton anak kecil, daripada nonton sinetron-sinetron remaja yang bahkan sudah dimainin anak kecil isinya
cinta-cinta-an doang.
Itu kan konsumsi remaja seperti saya *hahahaha, emang masih remaja??


Ah udah lah, ada yang kangen jaman “Sesame Street” dulu masih tayang di Indonesia nggak?


Yuk yuk mengasah memori kita …

Elmo apa kabar ya ??

Secara saya agak ngganggur gak ngganggur, beberapa hari ini saya menghabiskan banyak waktu di rumah.
Sekalian juga berhubung BBM naik, berhemat dikit lah, maklum masih atas biaya orang tua ;p.
Anyway, busway, di sela-sela mengerjakan proposal saya tadi siang, saya melihat suatu tayangan lucu, lugu dan membuat saya sering berkata, “Capek deh”

Mau tau acara apa?
“Jalan Sesama” alias neh aslinya “Sesame Street”, produk tayangan dari Amrik itu loh, sekarang kan dibuat tayangan versi lokalnya di salah satu TV swasta Indonesia.
Saya tiba-tiba konsen aja gitu pada acara untuk anak-anak tersebut.
Mungkin merasa kangen juga dengan acara Sesame Street, yang dulu saya demenin jaman saya SD itu.
Kangen sama Elmo yang lucu dan menggemaskan, sama Bert yang penggerutu, Ernie yang nyebelin, Cookies yang doyan makan cookies, Big Bird yang kuning dan BESAR, Kermit yang ijo dan doyan ngedance, Si Count Drakula yang demen banget ngitung, etc etc … Oh I missed those character.

Tapi sebenarnya versi Indonesianya lumayan lucu sih, mungkin lebih bisa dibilang lugu kalee ya?

Soalnya bener-bener pemikiran anak kecil banget.
Kaya’ contohnya nih, si Momon salah satu tokoh di “Jalan Sesama” membuat gambar 4 ekor sapi, terus menurut temannya, tokoh Putri masih ada yang kurang.
Kemudian si Putri akhirnya membuat gambar 4 garis lurus, si Momon bingung dong,
“Putri, untuk apa kamu membuat 4 garis lurus itu?”
Si Putri menjawab dengan lugu, “Ini kandang untuk sapi kamu, Momon. Supaya sapi kamu nggak kemana-mana. Kan kalau kabur, repot”

Dan si Momon memandang ke kamera dengan pandangan, “Cape deh” hahahaha, lucu dan lugu.

Saya jadi inget jaman dulu waktu melihat scene Bert dan Ernie, dimana Ernie selalu bikin sebel si Bert. Mungkin kalau dulu saya sudah sebesar sekarang bakalan mengerutkan dahi dan berpandangan seperti si Momon juga kalee ya? 😀
Memandang ke kamera, mengatakan “hhhhh….” dan menggelengkan kepala, hahaha.

Tapi mending acara beginian neh yang ditonton anak kecil, daripada nonton sinetron-sinetron remaja yang bahkan sudah dimainin anak kecil isinya
cinta-cinta-an doang.
Itu kan konsumsi remaja seperti saya *hahahaha, emang masih remaja??


Ah udah lah, ada yang kangen jaman “Sesame Street” dulu masih tayang di Indonesia nggak?


Yuk yuk mengasah memori kita …

“Wow, he looks pretty damn good”

Tiba-tiba saya ingin memposting tulisan ini, lantaran saya teringat dengan obrolan saya dengan teman kuliah saya tempo hari.
Kenapa dengan judul di atas ?
Well, ini berhubungan dengan salah satu teman kami yang berpakaian tidak seperti biasanya. Bajunya sih standart, tapi cara memakainya yang membuat teman kami, yang notabene cowok tersebut keliatan hmmm apa ya sebut aja keren lah.

Apa sih yang dipakai ?
Cuma kemeja panjang kok
Lalu apa yang membuatnya berbeda?
Karena warnanya agak kontras dengan warna kulitnya, dan yang agak membuatnya lebih keliatan keren, lantaran di bagian tangan kemeja tersebut ia linting sebatas siku.

Entahlah, bagi saya dan teman saya tersebut itu cukup keren, kesannya macho *mantan cowok ?? hehehe, gak ding …
Gara-gara hal tersebut saya jadi teringat juga dengan obrolan saya dengan sahabat saya semasa SMA dulu.
Saat kita melihat seorang cowok dengan baju koko dan kopiah yang rapi banget, kita udah anggap itu keren banget. Entah karena tuh cowok jarang pakai baju seperti itu, atau emang efek bajunya yang membuat ia cukup ‘terlihat’ oleh kami.
Berbeda juga di satu masa di kuliah S1 dulu, saya pernah juga sih suka liat cowok dengan padanan Polo Shirt, Celana Jeans dan Sneakers. Tunggu-tunggu, ini karena
‘cowok’nya, apa karena emang dandanannya ya?? Ooops, as i remembered, itu karena cowoknya sih, hihihihi. Tapi ada satu lagi, yang membuat saya melting kalau melihat seorang cowok. Itu kalau ada cowok pake kemeja dengan jas, atau jasnya ia taruh di lengannya, dengan kemeja yang dibuka satu kancing dan dasinya dilonggarkan. Huwaahh, gara-gara liat siapa ya saya jadi melting banget ?? Hmm, oh ya … Edward Norton ;p, balik ke pacar saya lagi deh. Kalau nggak salah di film Fight Club, sumpah, ganteeeenngg banget *Brad Pitt lewat ….

Tapi saya jadi bingung sendiri, ini efek dari pakaian yang mereka kenakan apa karena emang dasarnya tuh cowok-cowok udah keren ya ??

Hehehehe, postingan nggak penting … tapi berhubung sudah nyemplung, saya jadi ingin menuliskan tentang definisi cowok yang bisa bikin saya melting neh.
Kan tadi udah bilang Edward Norton, Fen?? Iya sih … tapi boleh dong mereka-reka versi kenyataannya .
Apa ya … Saya melting kalau :
1. Liat seorang cowok rajin Sholat … entah tuh cowok seaneh gimana kek, bagi saya hal itu krusial
2. Kalau cowok mau dengan gentlenya, let say membukakan pintu atau membawakan barang kita yang berat, perhatian kalau kita lagi keliatan sakit atau susah, or else yang baik-baik
3. Liat cowok punya otak encer *loh emang otak bisa buthek ya ?? ;p. Cowok smart emang gak ada matinya
4. Liat cowok berkacamata serius nanggepin sesuatu *hah … hayo, siapa neh ??
5. Liat cowok yang punya lesung pipi dalem banget *semacam Afgan lah gitu
6. Liat berondong cakep *way out of line !!!! hahahaha let see, siapa aja ya? Josh Hutcherson, Ed Speelers, Thomas Sangster, Afgan ditambahin deh, terus nambah satu lagi Skandar Keynes :D, pada tau gak ?? Kalo enggak, ayo-ayo rame-rame googling ;p
7. Liat cowok berpenampilan seperti yang di atas tadi ditulis
8. Kalau, kalau apa lagi ya …. hmmm, kalian aja deh yang comment untuk nambahin ;p

Udah ah, saya memang sedang tidak in the mood untuk ngobrol banyak lagi
Fenty’s sign out … Bye people …

"Wow, he looks pretty damn good"

Tiba-tiba saya ingin memposting tulisan ini, lantaran saya teringat dengan obrolan saya dengan teman kuliah saya tempo hari.
Kenapa dengan judul di atas ?
Well, ini berhubungan dengan salah satu teman kami yang berpakaian tidak seperti biasanya. Bajunya sih standart, tapi cara memakainya yang membuat teman kami, yang notabene cowok tersebut keliatan hmmm apa ya sebut aja keren lah.

Apa sih yang dipakai ?
Cuma kemeja panjang kok
Lalu apa yang membuatnya berbeda?
Karena warnanya agak kontras dengan warna kulitnya, dan yang agak membuatnya lebih keliatan keren, lantaran di bagian tangan kemeja tersebut ia linting sebatas siku.

Entahlah, bagi saya dan teman saya tersebut itu cukup keren, kesannya macho *mantan cowok ?? hehehe, gak ding …
Gara-gara hal tersebut saya jadi teringat juga dengan obrolan saya dengan sahabat saya semasa SMA dulu.
Saat kita melihat seorang cowok dengan baju koko dan kopiah yang rapi banget, kita udah anggap itu keren banget. Entah karena tuh cowok jarang pakai baju seperti itu, atau emang efek bajunya yang membuat ia cukup ‘terlihat’ oleh kami.
Berbeda juga di satu masa di kuliah S1 dulu, saya pernah juga sih suka liat cowok dengan padanan Polo Shirt, Celana Jeans dan Sneakers. Tunggu-tunggu, ini karena
‘cowok’nya, apa karena emang dandanannya ya?? Ooops, as i remembered, itu karena cowoknya sih, hihihihi. Tapi ada satu lagi, yang membuat saya melting kalau melihat seorang cowok. Itu kalau ada cowok pake kemeja dengan jas, atau jasnya ia taruh di lengannya, dengan kemeja yang dibuka satu kancing dan dasinya dilonggarkan. Huwaahh, gara-gara liat siapa ya saya jadi melting banget ?? Hmm, oh ya … Edward Norton ;p, balik ke pacar saya lagi deh. Kalau nggak salah di film Fight Club, sumpah, ganteeeenngg banget *Brad Pitt lewat ….

Tapi saya jadi bingung sendiri, ini efek dari pakaian yang mereka kenakan apa karena emang dasarnya tuh cowok-cowok udah keren ya ??

Hehehehe, postingan nggak penting … tapi berhubung sudah nyemplung, saya jadi ingin menuliskan tentang definisi cowok yang bisa bikin saya melting neh.
Kan tadi udah bilang Edward Norton, Fen?? Iya sih … tapi boleh dong mereka-reka versi kenyataannya .
Apa ya … Saya melting kalau :
1. Liat seorang cowok rajin Sholat … entah tuh cowok seaneh gimana kek, bagi saya hal itu krusial
2. Kalau cowok mau dengan gentlenya, let say membukakan pintu atau membawakan barang kita yang berat, perhatian kalau kita lagi keliatan sakit atau susah, or else yang baik-baik
3. Liat cowok punya otak encer *loh emang otak bisa buthek ya ?? ;p. Cowok smart emang gak ada matinya
4. Liat cowok berkacamata serius nanggepin sesuatu *hah … hayo, siapa neh ??
5. Liat cowok yang punya lesung pipi dalem banget *semacam Afgan lah gitu
6. Liat berondong cakep *way out of line !!!! hahahaha let see, siapa aja ya? Josh Hutcherson, Ed Speelers, Thomas Sangster, Afgan ditambahin deh, terus nambah satu lagi Skandar Keynes :D, pada tau gak ?? Kalo enggak, ayo-ayo rame-rame googling ;p
7. Liat cowok berpenampilan seperti yang di atas tadi ditulis
8. Kalau, kalau apa lagi ya …. hmmm, kalian aja deh yang comment untuk nambahin ;p

Udah ah, saya memang sedang tidak in the mood untuk ngobrol banyak lagi
Fenty’s sign out … Bye people …

Mendadak Wisata Kuliner

Bisa dibilang minggu-minggu sebelum UAS ini adalah minggu-minggu tersibuk saya. Karena di setiap minggunya, schedule saya *cuih sok organize … jadwal saya dipenuhi dengan kegiatan ‘Belajar Bersama’. Nah salah satunya kemaren hari Minggu nih, di sela-sela kegiatan kami a.k.a ManProers 07 belajar bersama, perut kami yang mulai grumble gak bisa ditahan untuk diisi. Akhirnya salah satu asisten dari teman saya, mengajak kami yang saat itu ber-9 untuk makan di sebuah tempat, yang bahkan kami belum ketahui apa dan dimana.
Meluncurlah kami dari daerah Pondok Chandra (tempat belajar bersama kami), menuju ke sebuah jalan (yang sumpah panjang banget) kecil sepanjang 5-6 kilometer ke arah barat laut Pondok Chandra.
Perjalanan yang mencapai setengah jam yang cukup membosankan, karena jalannya lurus dan di sebelahnya hanya di penuhi dengan tambak-tambak segoro (niwey ternyata nama daerahnya dekat dengan Segoro Tambak, tepat di sebelah jalan tol Waru-Juanda yang baru), akhirnyalah kita sampai di sebuah warung ikan bakar bertembok kayu hijau berjudul Warung SIDODADI. Tepat di depannya terdapat sebuah TPI (Tempat Penampungan Ikan) *pasar ikan, kalau nggak salah namanya TPI Juanda, yang ternyata nih, kalau ingin makan di warung tersebut kita harus beli dulu ikannya di pasar ikan tersebut. Karena warung tersebut khusus hanya menyediakan jasa bakar dan masak saja.
Jadilah kami ber-sembilan ngerumpel di dalam pasar, untuk mencari-cari seafood apa yang tepat untuk dijadikan ganjalan perut.
Setelah bertemu dengan salah satu penjual, asisten teman saya yang sudah terbiasa membeli di daerah tersebut mulai menawar-nawar beberapa seafood yang kelihatannya sih masih segar-segar (Seru tuh bisa ditawar). Kami akhirnya memilih 4 macam seafood, yaitu 1 Ikan kakap merah (yang gedhe banget), 6 Ikan Baronang, sekilo cumi segar, dan sekilo Kerang batik.
Setelah kita selesai membeli beberapa seafood tersebut, tahap selanjutnya berlanjut ke warung yang kami lihat sebelumnya. Ternyata dengan mudah kita dapat mengorder apa yang kita inginkan untuk mengolah seafood-seafood yang telah kami beli tersebut untuk dimasak dengan berbagai macam style.
Kebosanan mulai melanda, karena makanan tersebut akan diolah cukup lama. Akhirnyalah beberapa orang dari kami termasuk saya mulai gatel ingin mengabadikan momen langka ini. Jalan-jalanlah kami memutari kawasan pasar ikan lagi, yang ternyata kami menemukan ikan yang belum pernah saya temui. Ikan hiu! tapi yang ini dalam bentuk kecil, mungkin peranakannya kalee ya. Dan memuaskan diri melihat perahu-perahu yang sedang landed di pinggiran sungai sebelah TPI tersebut.
Setelah puas befoto-foto ria di dalam pasar, akhirnya kami kembali ke warung Sidodadi tadi, dan beberapa menit kemudian tersedialah beberapa pesanan kami yang hmmmmm “Delicioso …”
Sumpah enak banget, entah karena kami lagi laper, atau terkena euforia wisata kuliner di daerah pelosok, yang pasti kami menikmati sekali menyantap makanan di warung kecil tersebut.
Selama satu setengah jam kami makan-makan dan ngobrol di tempat tersebut. Memuaskan, walaupun dengan terpaksa saya harus merelakan kamera digital saya amis terkena aroma ikan di tangan saya.
But it’s okay, worthy …

Guys, kalau iseng ke daerah sini, mampir-mampir ke tempat ini, gak bakalan rugi kok … kalau mampir dan gak tau jalan, ajak aja saya??? hehehe *pengennya makan gratis lagi maksudnya ;p

Ingin tau gambar lebih lengkapnya ?? Klik aja di SINI